Salah satu filsuf romawi aliran stoic (pengendalian diri total terhadap penderitaan dan kesenagan duniawi) yang fasih dan masih berpengaruh hingga kini, Seneca berbicara tentang pentingnya penerimaan terhadap penderitaan manusia adalah fitrah (given), dan merupakan suatu pengalaman yang berharga untuk belajar puas hidup secara sederhana serta bagaimana menghadapi kematian. Dia menuangkan pemikirannya dalam essay, surat dan drama tragis yang masih dimainkan hingga kini. Dia juga terikat karena kebutuhannya untuk tetap setia mendukung Kaisar Nero. Dia tertangkap karena dituduh terlibat dalam konspirasi pembunuhan Kaisar Nero, namun sebenarnya tidak bersalah karena dia adalah pendukung setia Kaisar. Diperintahkan oleh Kaisar Nero untuk bunuh diri, Seneca memilih untuk menggunakan cara konvensional dengan menyayat urat nadi pergelangan kaki, tetapi karena dia terlalu tua untuk bisa mengalami pendarahan dengan cepat. Dalam rasa sakit luar biasa dia merendam kakinya kedalam bak berisi air panas agar mempercepat proses pendarahan (agar cepat mati) tetapi uap air panas malah membuatnya tercekik dan tewas.
Quotes:
"If one does not know to which port one is sailing, no wind is favorable.
Religion is regarded by the common people as true, by the wise as false, and by the rulers as useful.
It's not because things are difficult that we dare not venture. It's because we dare not venture that they are difficult."
2. Petronius (c. 27-66)
TRIMALCHIO'S dinner party is one of the great masterpieces of comic literature. |
Petronious adalah penulis jenius di jamannya yang dikenang dengan karyanya Satyricon (sebuah satir sureal tentang kesenangan seksual dan pengadilan kehidupan). Dia adalah seorang yang sangat dekat dengan Kaisar Nero. Dia difitnah seorang panglima kekaisaran Tigellinus yang cemburu dengan kedekatannya dengan Kaisar. Tanpa menunggu hukuman matinya dia langsung mendiktekan karya terakhirnya (Nero Partner) yang menjelaskan secara gamblang hubungan homosexual Kaisar dengan rekan2nya setelah itu dia menyayat pergelangan tangannya lalu membalutnya dengan perban lalu membuka balutannya lagi sambil membaca puisi pendek dan diiringi beberapa bait lagu sementara yang lain makan malam, memberikan hadiah pada budak2nya (sementara dari tangannya terus mengucur darah segar hingga kematiannya tiba).
Born: 27 AD, Marseille, France
Died: 66 AD, Cumae, Italy
3. Vincent Van Gogh (1853-1890)
Starry Night Over the Rhône is one of Vincent van Gogh's paintings of Arles at nighttime |
Sebagai prototipe seniman yang tidak beruntung, Vincent Van Gogh memperlihatkan bagaimana seorang jenius yang terabaikan/kurang dihargai seharusnya dilihat. Pada usia 27 tahun dia telah gagal menjadi seorang evangelist (Orang yang memberitakan Injil), menjual karya seni, memberikan Les bahasa Perancis bahkan menemukan seorang kekasih. Pada tahun 1886 dia pindah ke Paris dengan Theo (saudara laki-lakinya) yang tidak pernah berhenti mendukungnya. Lalu mulai belajar aliran seni impressionists dan gaya lukis jepang. Dia membuat style-nya sendiri dalam melukis, tetapi masa-masa depresi tiada pernah berhenti menimpanya. Dia sempat tinggal di panti rehabilitasi depresi untuk sementara waktu karena menderita frustasi yang berat. Ketika karya seninya mulai dikenal dan menyebar ke seluruh perancis, dia tiba2 berlari ke sebuah padang lalu menembakkan sebuah peluru tepat ke dadanya dengan revolver tetapi tidak mati dalam dua hari. Setelah itu karya nya pun menjadi legenda dan memilik harga yang sangat tinggi.
"I feel that there is nothing more truly artistic than to love people.
If you hear a voice within you say 'you cannot paint,' then by all means paint, and that voice will be silenced.
Love many things, for therein lies the true strength, and whosoever loves much performs much, and can accomplish much, and what is done in love is done well."
4. George Eastman (1854-1932)
George Eastman was an American entrepreneur who founded the Eastman Kodak Company and popularized the use of roll film, helping to bring photography to the mainstream. |
George Eastman adalah pendiri dari Eastman Kodak Co. dan menemukan film gulung, serta berjasa menyebarluaskan fotografi. Film gulung ini merupakan dasar dari penemuan film bergerak yang digunakan oleh pembuat film awal Thomas Alva Edison, Lumière bersaudara dan Georges Méliès. Dua tahun sebelum wafat, ia menderita suatu nyeri yang hebat, Ia mengalami kesulitan berjalan dan berdiri. Dalam kedokteran modern, dimungkinkan Eastman menderita stenosis spinalis, penyempitan saluran sumsum tulang belakang karena peradangan. Ia terus mengalami depresi dan hari-hari dihabiskannya di kursi roda. Pada 1932, ia mengakhiri hidupnya dengan satu tembakan dan meninggalkan pesan, "Pekerjaan saya sudah selesai. Mengapa menunggu lagi?". Eastman dikuburkan di Kodak Park di Rochester, New York.
Born: July 12, 1854, Waterville, New York, United States
Died: March 14, 1932, Rochester, New York, United States
Education: University of Rochester
Quotes:
"Light makes photography. Embrace light. Admire it. Love it. But above all, know light. Know it for all you are worth, and you will know the key to photography.
You push the button, we do the rest.
What we do during our working hours determines what we have; what we do in our leisure hours determines what we are."
5. Sigmund Freud (1856-1939)
Sigmund Freud adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Ia lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia, yang sekarang dikenal sebagai bagian dari Republik Ceko. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya. Punya kebiasaan merokok 20 cerutu sehari dan menjalani 30 kali operasi dalam rangka mengobati kanker, Freud lari ke London utnuk menghindari Nazi tetapi kankernya tidak pernah terobati. Lalu dia memohon kepada dokter untuk membantunya bunuh diri. Setelah menyuntikkan 3 dosis morfin dia akhirnya tewas.
Born: May 6, 1856, Příbor, Czech Republic
Died: September 23, 1939, Hampstead, United Kingdom
Quotes:
"Being entirely honest with oneself is a good exercise.
Sometimes a cigar is just a cigar.
We are never so defensless against suffering as when we love."
A Room of One's Own is an extended essay by Virginia Woolf. First published on 24 October 1929, the essay was based on a series of lectures she delivered at Newnham College and Girton College. |
Virginia Woolf adalah seorang novelis Inggris yang dianggap salah satu tokoh terbesar sastra modernis dari abad 20. Walaupun ia seringkali disebut sebagai seorang feminis, ia menyangkal julukan tersebut, karena ia merasa itu menunjukkan suatu obsesi dengan wanita dan permasalahan wanita. Dia memilih disebut seorang humanis (lihat Three Guineas). Di masa antar perang dunia, Woolf merupakan tokoh penting komunitas sastra London dan menjadi anggota grup Bloomsbury. Karyanya yang paling dikenal antara lain novel Mrs. Dalloway, To the Lighthouse, Orlando, dan esainya A Room of One's Own.. Didesak oleh depresi berat yang dialaminnya, Woolf akhirnya berjalan menuju danau dengan kantong yang penuh batu dan tenggelam. Dalam catatan terakhirnya dia mengatakan : "I feel certain I am going mad again."
Born: January 25, 1882, Kensington, London, United Kingdom
Died: March 28, 1941, River Ouse, Sussex
Movies: Mrs. Dalloway, Orlando, To the Lighthouse,Golven, A Room of One's Own, Simple Gifts
Quotes:
"One cannot think well, love well, sleep well, if one has not dined well.
You cannot find peace by avoiding life.
A woman must have money and a room of her own if she is to write fiction."
8. Alan Turing (1912-1954)
Alan Turing designed some of the first computers |
Born: June 23, 1912, Maida Vale
Died: June 7, 1954, Wilmslow, United Kingdom
Education: Princeton University (1936–1938)
QUOTES:
"We can only see a short distance ahead, but we can see plenty there that needs to be done.
A computer would deserve to be called intelligent if it could deceive a human into believing that it was human.
Machines take me by surprise with great frequency."
9. Ernest Hemingway (1899-1961)
A Farewell to Arms is a novel by Ernest Hemingway set during the Italian campaign of World War I. |
Ernest Miller Hemingway adalah seorang novelis, pengarang cerita pendek, dan jurnalis Amerika. Gaya penulisannya yang khas dicirkan oleh minimalisme yang singkat dan dengan gaya seadanya (understatement) dan mempunyai pengaruh yang penting terhadap perkembangan fiksi abad ke-20. Tokoh-tokoh protagonis Hemingway biasanya stoik, seringkali dilihat sebagai proyeksi dari karakternya sendiri–orang-orang yang harus memperlihatkan "keanggunan di bawah tekanan." Banyak dari karyanya dianggap klasik di dalam kanon sastra Amerika. Hemingway berusaha melakukan bunuh diri pada musim semi 1961, dan memperoleh perawatan ECT akibat paranoia dan depresi serta bipolar disorder yang dideritanya. Namun sekitar tiga minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-62, ia bunuh diri pada pagi hari 2 Juli 1961, dengan sebuah senapan yang ditembakkannya ke kepala. Senapan itu dibelinya di Abercrombie and Fitch. Ia dinilai secara mental tidak bertanggungjawab atas tindakan bunuh dirinya, sehinga ia dikuburkan dengan tata-cara Katolik Roma. Hemingway sendiri mempersalahkan perawatan ECT karena "membuat ia kehilangan bisnisnya" dengan menghancurkan daya ingatnya. Opini medis dan para pakar kini memperhatikan pandangan ini.
Born: July 21, 1899, Oak Park, Illinois, United States
Died: July 2, 1961, Ketchum, Idaho, United States
Short stories: The Killers, Indian Camp, Soldier's Home,more.
Quotes:
"The world breaks everyone, and afterward, some are strong at the broken places.
Happiness in intelligent people is the rarest thing I know.
Every man's life ends the same way. It is only the details of how he lived and how he died that distinguish one man from another."
10. Sylvia Plath (1932 – 1963)
"The Munich Mannequins" is a poem by Sylvia Plath which recounts Plath's experience of insomnia on a trip to the title German city. |
Sylvia Plath adalah seorang penyair, novelis, cerpenis, dan eseis asal Amerika Serikat. Paling dikenal sebagai seorang penyair, Plath juga dikenal atas The Bell Jar, novel semi-autobiografinya yang menceritakan perjuangan melawan depresi. Plath dan Anne Sexton dianggap mengembangkan aliran puisi konfesional yang diciptakan Robert Lowell dan W.D. Snodgrass. Setelah menulis puisi nya yang terakhir Dying, Sylvia mengikuti puisinya sendiri, melakukan bunuh diri dengan menghirup gas beracun. Having written in one of her last poems Dying is an art like everything else. I do it exceptionally well, Plath followed through, gassing herself. Hughes suaminya mendapati puisi terakhir paling menggangu dalam hidupnya.
Quotes:
"I took a deep breath and listened to the old bray of my heart. I am. I am. I am.
Perhaps when we find ourselves wanting everything, it is because we are dangerously close to wanting nothing.
If you expect nothing from anybody, you’re never disappointed."
Source: win2run.blogspot.co.id, wikipedia